Dalam Kehidupan kita lalui dalam suka dan duka. Namun yakin dan percaya bahwa TUHAN senantiasa menyertai...

Senin, 25 Januari 2010

Mengenal Bpk Nelis Noya




Cornelis Noya, lahir 27 Juli 1934 di Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah dari pasangan Petrus Noya dan Antomina Taihuttu,
Pada usia 7 tahun Beliau mengikuti pendidikan bahasa Jepang di Hutan Ruatalai suatu dusun di petuanan Hulaliu karena pada saat itu kondisi belum aman, gurunya adalah Bastian Birahy dan Salah satu guru berkebangsaan Jepang yakni Ike Maru. Tahun 1943 beliau masuk SR di Hulaliu, saat di SR ia harus merubah tahun lahir menjadi 27 Juli 1947 agar umur lebih muda dan dapat mengikuti ujian SR, karena kalau tidak demikian maka akan dikeluargkanb dari sekolah. Beliau melanjutkan studi ke SMP negeri pelau, hingga kelas 3 SMP ia memutuskan untuk keluar dari sekolah untuk merantau di Ambon…
Cornelis Noya saat pindah ke Ambon, tinggal dengan Bpk Demi Noya, yang adalah komandan Militer Kota / KMK (Sekarang KODIM), bersama Demi Noya selalu membawa beliau hingga aktif dalam proses kampanye Bpk Muhamad Padang Calon Gubernur Maluku saat itu. Karena aktif di daerah asrama militer maka ia juga bersama-sama dengan Silas Papare yang berjuang untuk Irian Barat masuk ke NKRI dan melakukan beberapa kali perjalanan yakni ke Wahai hingga Misol.
Setelah Tahun 1965 beliau kembali ke Hulaliu dan tergabung dalam OPR (organisasi Pertahanan Rakyat) OPR diberikan senjata 6 pucuk untuk 12 orang anggotanya dengan tujuan membasmi sisa-sia RMS di Pulau Haruku dan untuk menyelamatkan negeri hulaliu dari siksaan Polisi dan Brimob. Anggota OPR diantaranya adalah : Johanies Sedubun, Jakob Sedubun, Adrianus Laisina, Pattihua Hatalaibessy, Ferdinand Noya, Abraham Taihuttu, dll. OPR berhasil menangkap beberapa orang RMS dan diserahkan ke Brimob yang saat itu komandannya adalah Chr Tahapary.
Setelah keamanan terwujud OPR di bubarkan, menikahi Naomi Birahy dan tahun 1969 di calonkan menjadi KADES, namun tidak lolos dan menjadi Wakil untuk kades Frets Matulessy, kemudian periode berikut juga menjadi wakil untuk kades Nataniel Taihuttu, Wakil mendampingi Kades Buce Taihuttu, Wakil mendampingi kades Dominggus Noya, Wakil mendampingi Raja Robby Laisina (Almarhum) saat inilah perda tentang pemerintahan adat. Karena beliau mendampingi 5 kepala desa sejak tahun 1969-2003, maka warga Hulaliu menyebutnya BAPAK NELES WAKIL. Tidak hanya itu Selama menjabat wakil kepala desa beliau juga menjabat sebagai kepala Soa Noya sejak tahun 1979-2003, yang kemudian diganti oleh Wellem Noija hingga sekarang.
Cornelis Noya memiliki 1 isteri Naomi Birahy, dan 7 orang anak : Petrus Noya, Hanna Noya, Theopilus Noya, Lebrina, Jakobis Noya, Martinus Noya, dan telah memiliki 13 cucu.
Hingga kini Cornelis Noya tetap berdiam di Hulaliu sebagai tokoh adat sehingga banyak memberikan kontribusi terhadap sejarah dan adat Hulaliu kepada Masyarakat negeri Hulaliu, dan juga kepada peneliti sejarah.

Ekslusif Oleh Mon Sahureka
Hulaliu, 21 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar